Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Menteri ESDM Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro di Papua

TAMBRAUW - Dalam rangka mewujudkan ketahanan dan keadilan energi di provinsi Papua, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) dan menyerahkan 529 unit lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) di desa Jokte, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, Selasa (13/2).

"Semoga dengan hadirnya PLTM ini mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar," ujar Jonan dalam sambutannya.

Jonan pun tak lupa untuk mengapresiasi pemerintah daerah Tambrauw yang memanfaatkan APBD dalam pembangunan PLMT ini.

"Walaupun pembangunannya cukup lama, saya sangat mengapresiasikan bahwa APBD digunakan untuk pembangunan PLTM. Semua harus digunakan dan dikembalikan untuk kemanfaatan masyarakat," ujarnya.

PLTM yang sepenuhnya dibangun oleh Pemda Tambrauw ini menghabiskan APBD sekitar Rp 50 miliar. Mulai dibangun pada tahun 2013, pembangunan PLTM Warabiai rampung pada 2015 dan memasuki proses uji coba pada 2016. Dengan kapasitas mencapai 1,6 MW, PLTM ini mampu menerangi 2500 hingga 3000 rumah.

Jonan melanjutkan, PLTM Warabiai merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua Barat dan Papua secara keseluruhan hingga mencapai 85 persen pada 2019.

"Hal ini sesuai instruksi Presiden yang menginginkan rasio elektrifikasi di Papua mendekati 90 persen pada 2019," papar Jonan.

Penyerahan LTSHE

Pada kesempatan yang sama Jonan pun secara simbolis menyerahkan 12 unit dari 529 unit LTSHE kepada perwakilan masyarakat setempat. 529 unit LTSHE akan dialokasikan untuk 12 desa (5 kecamatan) di kabupaten Tambrauw dengan rincian: Kec. syujak 8 unit; Kec. Miyah 17 unit; Kec. Kwoor 37 unit; Kec. Yembun 118 unit; dan Kec. Kebar 348 unit.

Mengingat luasnya Papua, Jonan mendorong seluruh pemda untuk mengusulkan pembangunan pembangkit OFF Grid kepada Kementerian ESDM dan PLN.

"Karena Papua sangat luas, PLTM dan PLTS menjadi opsi paling ideal untuk elektrifikasi. Selain itu, pemerintah juga akan terus membagikan LTSHE. Karena jika menunggu saluran transmisi PLN pasti sangat lama dan memerlukan biaya besar," ujar mantan menteri perhubungan ini.

Program pembagian LTSHE sudah diinisiasikan sejak 2017 di sejumlah kawasan di Indonesia, salah satunya adalah provinsi Papua Barat. Pada 2017, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 290 miliar dengan target calon penerima sebanyak 79.000 penerima/rumah.

Ditemui di kesempatan yang sama, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengungkapkan, anggaran program LTSHE untuk tahun 2018 naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 600 miliar.

"Ini adalah salah satu upaya kami untuk wujudkan keadilan dan ketahanan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Setelah kabupaten Tambrauw, kami juga akan melanjutkan pembagian LTSHE di Wamena dan kabupaten Asmat," tutupnya. (satuharapan.com)