Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Melihat dari Dekat, PLMH di Tambrauw - Papua Barat

PLTM Warabiyai di Desa Jokte, Kab Tambrauw, Papua Barat berkapasitas 1,6 MW dan terhubung dengan jaringan PLN, membantu menerangi rumah warga.FOTO: KEMENTERIAN ESDM
TAMBRAUW - Jarak dari pusat Kota Sausapor, di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat menuju Desa Jokte sejauh 15 km ditempuh dalam durasi perjalanan 1 jam, dengan kendaraan darat.

Seperti dikutip dari Tim Komunikasi ESDM di esdm.go.id, Rabu (14/02/2018), kondisi jalan yang belum diaspal dan berlumpur bekas guyuran hujan ditempuh menggunakan kendaraan roda empat double gardan (4×4 WD) yang melesat hati-hati, karena di sisi kanan jalan menganga jurang yang terbuka lebar.

“Memang di sini sedang hujan lebat, licin bukan main. Lihat itu di depan jembatan-jembatan kecil, harus jalan pelan-pelan biar tidak terperosok nanti. Tapi kalau memang kering, berdebu luar biasa sudah,” kata Sentul, warga lokal yang menjadi pengemudi kendaraan kami, Senin (12/02/2018) lalu.

Namun, semuanya terbayar dengan pemandangan hijau yang tiada habis hingga tak terasa tiba di tempat tujuan, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Warabiyai di Desa Jokte, Kabupaten Tambrauw.

Udara segar dan aroma khas pepohonan menggelitik paru-paru, sangat berbeda dari yang dirasa di Jakarta. “Kita menuju daerah perbukitan Bapak, jalanan terus berkelok-kelok dan menanjak,” lanjut Sentul. Memang, tidak mudah menaklukkan kondisi Provinsi Papua Barat yang terkenal dengan Raja Ampatnya.

Dari kejauhan, terlihat gardu listrik terlindung dengan baik menggunakan anyaman besi bercat silver. Di depannya tertancap plang baja berwarna putih bertuliskan PLTM Warabiyai 2×800 kW, Desa Jokte, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw. Kendaraan diparkir di sisi jalan dan rombongan memasuki kawasan pembangkit energi baru terbarukan tersebut.

PLTM Warabiyai disokong oleh aliran Sungai Warabiyai yang mengalir deras sepanjang tahun. Hening dan merdunya aliran air membuat kami rindu dengan suasana pedesaan. Hutan rimba, ciutan burung liar, dan hadirnya warga lokal, menambah kekaguman kami akan kayanya negeri ini.

PLTM Warabiyai yang dengan kapasitas mencapai 1,6 MW dan terhubung dengan jaringan PT PLN (Persero) ini membantu menerangi warga Desa Sausapor. Pembangunan PLTM ini sudah dilakukan sejak 2013 hingga 2015. Di tahun 2016, pemerintah setempat melakukan uji coba penggunaan pembangkit tersebut.

“Ini pembangunannya murni memakai APBD Kabupaten Tambrauw,” ungkap Bupati Kabupaten Tambrauw, Gabriel Asem yang juga ikut menyertai peninjauan.

Tim kami dipersilahkan memasuki ruang pengoperasian PLTM disambut oleh serang kepala teknisi. “Ada dua unit pembangkit di sini. Masing-masing punya kapasitas 800 kW. PLTM Warabiyai ini sudah beroperasi melayani beban secara bergantian dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN berkapasitas 250 kW. Pembangkit ini pun dapat menerangi 2.500 hingga 3.000 rumah tangga di Kabupaten Tambrauw,” ujar sang kepala teknisi, Suyanto.

Terlihat jelas dua pembangkit berwarna hijau muda, kokoh, dan berbunyi khas turbin sedang beroperasi. Saat ini, beban puncak Distrik Sausapor mencapai 170 kW, dilayani oleh PLTD pada pukul 18.00-06.00 WIT serta PLTM Warabiyai pada pukul 08.00-12.00 WIT dan pukul 14.00-17.00 WIT.

Ia juga menjelaskan, pengoperasian pembangkit tersebut juga bergantung pada debit air yang mengalir dari Bukit Desa Jokte. “Kalau kemarau, ini bisa hidup selama 4-5 jam saja. Tapi kalau sudah masuk musim penghujan, bisa beroperasi selama 8 jam,” lanjut Suyanto. (CR-01)

Sumber: https://bisniskini.com/