Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Ini Penyebab Listrik dari Energi Terbarukan di RI Masih Rendah

Jakarta - Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan pada tahun 2025 mendatang mencapai 23%. Namun hal ini tak mudah, lantaran selama ini pemanfaatannya masih terbilang kecil, padahal potensi energi terbarukan di Indonesia melimpah.

Manager Senior PLN Divisi Energi Baru Terbarukan, Yudistian Yunis mengatakan salah satu alasan sulitnya pengembangan energi terbarukan, khususnya di bidang listrik adalah harga jualnya yang kurang bisa bersaing dengan energi fosil. Selama ini, dia bilang pemanfaatan energi terbarukan terjebak pada inefisiensi pada pelaksanaannya.

"Harga itu sekarang sudah menjadi tantangan. Harga sekarang seperti ini, pemerintah mau harganya turun, sehingga rekayasa enginering designlah yang harus memenuhi harga itu," katanya dalam diskusi di acara 6th IndoEBTKE ConEx di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Dia bilang, kemampuan teknis yang masih kurang dalam pemanfaatan energi terbarukan membuat produksi tidak berjalan efisien. Hal ini pun membuat proses pembangunan berjalan panjang dan membuat biaya investasi menjadi bertambah.

"Kalau PLN punya mitra yang juga kuat di engineering hydro, pasti akan lebih baik. Kalau untuk panas bumi, PLN juga belum punya kemampuan engineering yang memadai di sisi hulunya atau resource panas buminya. Makanya sekarang PLN mencoba melihat kemungkinan untuk bermitra karena panas bumi juga perlu diakselerasi karena topangannya untuk energi terbarukan itu untuk hydro sama panas bumi," jelasnya.

Terciptanya efisiensi diharapkan membuat harga jual bisa terus ditekan, mendekati harga listrik dari energi fosil atau bahkan lebih murah.

"Karena kadang-kadang di konstruksi dan enginering makan waktu panjang, sehingga keekonomian project juga kadang-kadang bisa berubah karena itu," tukasnya. (eds/dna/detik.com)

Post a Comment for "Ini Penyebab Listrik dari Energi Terbarukan di RI Masih Rendah"