Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

KORUPTOR = ATEIS

Ateis (dalam bahasa Yunani: a-theos’ berarti tiada Tuhan. Ateisme adalah sebuah aliran yang menyangkal adanya Tuhan. Atheisme modern terbagi dalam tiga kategori.

Pertama, ateisme militan yang berkeyakinan bahwa tak ada Tuhan. Cabang yang paling menonjol dan tersebar di setiap pelosok dunia adalah komunisme yang mendasarkan arah dan tujuan hidup pada materialismo. Dengan berbagai cara dan halal segala cara akan ditempuh ingá mampu merebut, menumpuk harta kekayaan.
Kedua, atéisme skeptis yang berkeyakinan bahwa batas pikiran manusia tak sanggup menangkap dan memami apakah Tuhan itu ada atau tidak ada. Dalam kehidupan sehari-hari mereka hidup tanpa mengindahkan bahwa Tuhan ada. “Coromemus nos rosis, cras enim moriemur”: Marilah kita nikmati hidup sepuas-puasnya, sebab besok pagi kita mati.
Ketiga, Ateisme praktis menunjuk realitas hidup bahwa Tuhan tetap diyakini, tetapi dalam kehidupan keseharian tak pernah menyentuh dimensi-dimensi hidup. Hidup serba munafik. Penipuan, korupsi, acuh tak acuh, terhadap penderitaan sesama, hidup berfoya-foya.

Ketiga kategori ateis sangat nyata dalam kehidupan bermasyarakat – berbangsa - bernegara. Bahkan, telah ‘mendarah-mendaging’: beranak-pinak. Orang tidak takut dan malu lagi berbuat dosa. Orang tidak lagi bersalah merampas atau merampok hak orang lain. Dari waktu ke waktu, ketiga kategori ATEIS semakin kuat, kokoh, tak tersentuh oleh hukum. Indikasi yang paling “gres” adalah adanya ‘maraknya makelar kasus (markus)’, ‘mafia hokum (maku)’ yang justru mempunyai ‘habitat’ di institusi-institusi penegakan hukum.

Di sisi lain, ‘jebloknya’ integritas penegak hukum, hingga “gerakan jiwa-muni (ketulusan hati nurani)’ siap menggilas Sabang-Merauke. Fenomena “koin untuk Prita’; gerakan milis, dan face book untuk Bibit-Chandra, selayaknya menjadi bahan rethinking dan reposisi lembaga penegak hukum.

Apakah setelah Bibit-Chandra dibebaskan, institusi yang berseteru dengan KPK menjadi lebih dicintai, dibanggakan, dihargai oleh rakyat?

Ternyata, berdasarkan jajak pendapat salah satu koran nasional, tak mengubah posisi di mata rakyat: di bawah 50%. Sedangkan, yang membanggakan-menaruh harapan pemberantasan korupsi pada KPK melonjak lebih 60%.

Hari ini, mari kita nyatakan: Koruptor itu ATEIS. Karna ATEIS, tak punya hak hidup di bumi yang disuburkan dengan jazat dan darah putra-putri terbaik negeri yang kita cintai bersama. Hanya dengan takut akan Tuhan, kita mampu mewujudkan INDONESIA BERSIH. Salam dan Merdeka!(Alonzo Sera Sawaki)



Post a Comment for "KORUPTOR = ATEIS"